Thursday, August 27, 2009

Temperamen

Temperamental yang akan saya bahas disini adalah sikap temperamental yang negatif. Di mulai dari kejadian yang sering saya hadapi dan jalani. Tumbuh keinginan untuk mengetahui apa wajar atau apa yang menyebabkan salah satu sikap yang satu ini sering muncul.


Sebelum saya mencari tahu pastinya apa dan kenapa sikap ini di perlihatkan, saya sempat menanyakan ke beberapa orang terdekat masalah sikap temperamental yang negatif ini muncul. Ada yang menjawab karena faktor lingkungan apa dikarenakan seseorang yang memiliki sikap ini tinggal di daerah yang tingkat stresnya tinggi. Kemungkinan itu benar Tetapi saya perhatikan tidak juga, karena jauh dari kondisi seperti itupun sesorang tetap memilki sikap ini. Ada yang jawab bahwa karena ada satu tuntutan dalam dirinya dan dia tidak berhasil mendapatkan sesuatu yang dia inginkan makanya bersikap seperti ini. Yang paling menarik jawaban yang saya peroleh adalah bahwa hati orang tersebut telah jauh dari siraman rohani yaitu iman.

Itu merupakan pendapat dari beberapa orang. Dan saya ingin sekali lebih tahu bagaimana pendapat atau penjelasan dari sisi ilmu jiwa.

Temperamen ialah perpaduan sifat-sifat pembawaan, yang tanpa sadar mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Temperamen seumpama irama hidup dan sifat dasar bawaaan seseorang. Temperamen juga merupakan warna kepribadian (Health, 1995).

Sujanto (1993) menjelaskan bahwa temperamen berasal dari kata temper yang berarti campuran. Temperamen adalah sifat seseorang yang disebabkan adanya campuran-campuran zat di dalam tubuhnya yang juga mempengaruhi tingkah laku orang tersebut. Jadi temperamen berarti sifat laku jiwa dalam hubungannya dengan sifat kejasmanian. Temperamen juga merupakan sifat-sifat yang tetap dan tidak dapat di didik.

Temperamen mengarah pada perbedaan individual dalam tingkah laku yang nampak sejak lahir; perbedaan ini bersifat tetap (Bates; Hartup & Van Lieshout, dikutip oleh Matlin, 1999). Menurut LaHaye (1999), temperamen adalah kombinasi pembawaan yang diwarisi dari orang tua dan tanpa sadar mempengaruhi tingkah laku manusia. Selanjutnya dikatakan pula temperamen menetapkan garis pedoman yang tegas atas tingkah laku setiap orang – pola yang akan mempengaruhi seseorang selama hidup.

Menurut Allport (dikutip oleh Hall, Lindzey, & Campbell, 1998), temperamen adalah adalah disposisi perilaku individu yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis. Oleh sebab itu temperamen sedikit sekali mengalami modifikasi di dalam perkembangan. Dalam hal ini peranan faktor keturunan pada temperamen lebih besar daripada peranan faktor keturunan pada aspek-aspek kepribadian yang lain.

Menurut Rothbart dan Derryberry (dikutip oleh Halverson, Kohnstamm, & Martin, 1994), temperamen adalah perbedaan mendasar pada reaktivitas dan self-regulation, di mana perbedaan ini berhubungan dengan perbedaan biologis yang menetap pada individu yang dipengaruhi oleh faktor hereditas, perkembangan, dan pengalaman. Sementara itu, Fauzi (2004) mendefinisikan temperamen sebagai sifat-sifat yang berhubungan dengan emosi (perasaan), misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, introvert, ekstrovert, dan sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan) sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah.

Dari beberapa pengertian diatas tersebut menurut saya memang sangat benar adanya. Dalam kenyataan yang saya temui dan hadapi. Jadi sifat temperamen ini timbul di karenakan ada hubungan dengan kejasmanian, Sifat keturunan/ warisan, sifat yang tetap tidak dapat didik, dan tipis kemungkinan untuk berubah. Dan saya berharap siraman rohanilah yang dapat meredam sikap seperti ini. Semakin di siram akan semakin suburlah iman di hati.

1 komentar:

illancim said...

posting yang saya tungu-tunggu...

Post a Comment