Monday, August 10, 2009

Hidup Seakan Mati.........

Ada sebuah cerita yang di ceritakan oleh seorang sahabat, dia dalam hidupnya penuh dengan banyak masalah. Tidak hanya dalam kehidupan keluarga besarnya, rumah tangga nya, pekerjaannya serta hubungan dengan orang sekelilingnya. Dalam keadaan yang seperti itu dia putus asa. Tidak ada hal yang menyenangkan dalam hidupnya, hidupnya seakan dalam bencana. Sampai-sampai dia berfikir Allah swt tidak sayang padanya.
Dia terus berfikir berusaha untuk mencari jawaban atas segala masalah dalam hidupnya. Sehingga sampai suatu saat dia berguru kepada seseorang yang di tawarkan oleh temannya. Dia pun datang menemui sang guru tersebut dan dia menceritakan masalahnya dan dia sangat ingin bunuh diri, sangat ingin mengakhiri hidupnya di dunia ini. Tentu saja sang guru tidak mengijinkannya. Sang guru menasehatinya supaya dia jangan bunuh diri karena itu perbuatan yang tidak di sukai Allah swt. Cintailah hidup ini, bangkitlah. Sang guru terus memberikan motivasi kepada dirinya. Tetapi masih saja dia merasakan putus asa, masih merasakan beban hidup yang cukup berat.
Dan terus berjalannya waktu dia ingin menyelesaikan permasalahannya ini dengan mendatangi lagi seorang guru yang lain. Seperti guru yang sebelumnya dia juga mendapatkan solusi yang sama yaitu jangan sampai melakukan hal yang tidak baik itu yaitu bunuh diri. Sang guru ini terus memberikan motivasi kepada dirinya agar dia tetap menyangi dirinya,j angan sampai melakukan perbuatan bunuh diri itu.
Lagi-lagi dia tidak mendapatkan ketenangan hidup dengan apa yang telah di beritahukan oleh guru-guru tersebut. Sampai-sampai dia benar-benar akan melakukan perbuatan bunuh diri tersebut.

Sempat terpikir olehnya untuk mencoba sekali lagi mencari guru yang benar-benar memahami keinginanya untuk mengakhiri hidup. Dan dia menemui seorang guru lagi. Dia lagi-lagi menceritakan permasalahannya itu kepada sang guru. Dan dia tidak lupa menyampaikan untuk ingin mengakhiri hidupnya di dunia ini kepada sang guru. Dan sang guru menyanggupi keinginannya tadi untuk mengakhiri hidupnya di dunia ini. Dan sang guru berkata minumlah setengah air ini pada sore hari sepulang dari tempat ini dan sisanya minumlah setelah shalat magrib, saya jamin kamu akan menemukan apa yang kau inginkan. Dia tersentak kaget dan merasa heran kenapa guru yang dia datangi ini tidak seperti guru-guru yang telah ia datangi.
Sepulang dari tempat guru tadi dia langsung meminum air pemberian dari sang guru tadi. Dan dia merasakan perasaan yang tenang dan tentram tidak ada kegelisahan dalam hatinya lagi. Sebelum tidur pun dia membisikkan di telinga istrinya kata sayang kepada istrinya. Dia berfikir malam inilah terakhir dia menemani istrinya.
Keesokan harinya dia melangkah dengan santai, semua orang dia berikan senyuman, sampai-sampai sesaat sebelum berangkat kerjapun dia tidak lupa memuji istrinya.
Sesampainya di kantor setiap orang di tegur, semua permasalahan pekerjaanya dia tangani dengan sikap tenang. Sehingga orang-orang di kantor merasa heran.
Dia tetap melakukan semua hal di hari itu dengan tenang penuh semangat. Dia sendiri melakukan semua itu karena berfikir bahwa nanti malam adalah hari kematiannya. Sepulang kantor dia tidak lupa mengajak seluruh keluarganya untuk makan malam bersama di sebuah restoran. Semua keluarganya dia hibur. Sepulang dari acara makan malam tersebut dia teringat akan air yang harus dia minum untuk terakhir kalinya. Sesudah melakukan shalat magrib dia langsung meminum setengah air tersebut. Dan beberapa lama dia tidak merasakan apa-apa. Setelah itu dia pun melaksanakan shalat Isya tetapi masih saja tidak ada reaksi apa-apa. Dia masih hidup masih bisa benafas. Dan dia berfikir mungkin air itu akan bereaksi saat tidur. Dan sebelum tidurpun dia tidak lupa membisikkan ke telinga istrinya bahwa dia sangat mencitai istrinya. Dan dia mengatakan bahwa dia sangat beruntung menikahi seorang wanita yang kini menjadi istrinya, dan dia meminta maaf jika dia sempat melakukan hal-hal yang membuat istrinya bersedih, dan dia pun tertidur.
Tak disangka dia pun terbangun dan merasa sakit hati beraninya gurunya itu mempermaikan dirinya. Dengan perasaan yang tidak tenang dia pun menghampiri sang guru. Dan sang guru hanya tersenyum dan menanyakan, apa yang kau rasakan pada saat setelah tau kapan matimu. Dan dia tersentak dan mengatakan bahwa dia sangat menikmati sisa hdupnya. Dan sang guru bertanya lagi apa yang kau lakukan pada saat kau sudah tau kapan matimu. Dia hanya mengatakan saya melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri saya dan orang sekeliling saya. Dan sang guru bertanya lagi, Apa ada masalah lagi dalam hidupmu? sang murid menjawab semua masalah yang saya khawatirkan terselesaiakan dengan cepat. Dan sang guru mengatakan kau sudah berhasil, dan kau harus tetap mempertahankan itu selalu, sadarkan dirimu bahwa ajal mu sudah dekat, lakukan yang terbaik, syukuri hidupmu, buatlah diri orang yang di sekelilingmu bahagia, jangan berikan kekecewaan pada mereka, jangan sakiti mereka karena kamu akan sakit dengan tersakitinya orang lain. Hiduplah dirimu seakan-akan kamu akan mati setelahnya..

Subhanallah...

0 komentar:

Post a Comment